HARAPAN?
Dini hari yang dihiasi dengan riuh suara hewan malam menambah syahdu suasana perdebatan kala itu. Aku yang tak tahu siapa yang memulai semua bualan ini hanya bisa meng-iyakan segala ucapannya. Seolah jiwa ini ingin segera menyudahi semua omongan yang menyakitkan itu, namun aku masih penasaran dengan akhir dari semua perbincangan ini.
Satu demi satu pesan saling berbalas-balasan, berbagai macam ekspresi wajah sudah ku pertontonkan. Senang, sedih, bahagia, kesal, gondok, semua sudah ku perlihatkan. Hingga akhirnya aku menutup mata dan memaksakan diri untuk bisa mengambil sisi baik dari semua omongan tersebut. Sambil menarik nafas dalam-dalam aku mencoba untuk bisa memberikan sedikit simpulan dari semua itu sesuai dengan apa yang ia sukai.
Dengan perpaduan bahasa yang tidak biasa ku gunakan, aku mencoba merangkai semua itu dengan penuh ketelitian. Hingga ketika aku merasa bahwa sintesa itu telah cukup mewakili omongan kami yang panjang itu, aku buka kelopak mata ku dan mulai ku tuliskan kata-kata itu diatas handphone ku.
"Harapan hanya sekedar harapan jika tanpa aksi nyata
Harapan akan sirna jika tanpa ada usaha
Saat kau berharap, berharap lah pada dua sisi
Jangan kau anggap bahwa harapan akan membuat kebahagianmu kembali terisi
Hidup memang penuh warna warni
Hadapilah dengan gagah berani
Dengan atau tanpa kau disisi
Hidup akan terus berevolusi
Yang tersayang bisa saja terbuang
Yang datang bisa juga menghilang
Hey bung! Cinta bukan hanya urusan rasa
Tapi jauh melibatkan jiwa"
Satu rangkaian kata demi kata, kalimat demi kalimat mampu ku persembahkan untuknya malam itu. Dengan penuh keragu-raguan ku kirimkan pesan singkat itu. Oh sangat dilaur dugaan, entah rasa apa yang kurasakan saat itu. Ternyata ia menyukai tulisan itu. Seketika rasa takut dan ragu-ragu itupun hilang berganti dengan rasa senang dan bangga yang luar biasa. Tak kusangka dari tiga kata yang keluar dari mulutnya itu mampu membangkitkan semangatku untuk belajar lebih dalam tentang ilmu kebahasaan..
Good job 😁
ReplyDelete